Kamis, 09 April 2009

daun bidara dalam islam

Dalam bacaan-bacaan mengenai bagaimana menangani sihir/guna-guna menurut ajaran Islam, di situ banyak disebutkan mengenai penggunaan daun bidara. Disebutkan tujuh helai daun bidara harus ditumbuk/diulek sampai halus, lalu diberi air. Air daun bidara ini perlu dibacakan ayat-ayat ruqyah seperti Al-Fatihah, ayat Kursi, al-Kafirun, Al-ikhlash, al-Falaq dan An-Naas, serta do'a-do'a khusus. Airnya lantas diminum dan ampasnya dicampur ke dalam air mandi untuk dibasuhkan/diguyurkan ke seluruh badan. 

Saat mencoba terapi sendiri, saya melewatkan bagian ini. Karena sejujurnya saya tidak tahu apa itu daun bidara dan darimana mendapatkannya. Di Indonesia ada beberapa tanaman yang disebut bidara, tapi daun bidara yang manakah yang dimaksudkan?

Sementara beberapa bacaan serupa yang berbahasa Inggris malah menyebutkan daun bidara ini dengan "the green lotus leaves". Nah malah tambah bingung kan. Dalam Bahasa Inggris, lotus juga termasuk merujuk kepada berbagai tanaman. Teratai pun disebut lotus juga kan?

Saat diruqyah di Majalah Ghoib saya mendapat informasi kalau daun bidara ini dalam Bahasa Arabnya disebut sidrun (sidr). Dari situ, saya cari di Google akhirnya ketemu kalau nama latin untuk pohon bidara yang ini adalah Zizyphus spina-christi. Meski dalam artikel seperti 'ways of treating sihr' berbahasa Inggris selalu disebutkan istilah "green lotus leaves", ternyata nama yang lebih populer untuk spesies tumbuhan ini adalah Christ's Thorn, Christ's Thorn Jujube, Syrian Christ's Thorn, atau Arabian Jujube. 


Untunglah peruqyah majalah Ghoib bukan hanya memberi informasi dan saran untuk menggunakan daun bidara ini, tetapi juga menyediakannya. Satu plastik kecil berisikan 14 helai daun bidara dijual seharga Rp.2000. Siapa tahu info ini ada gunanya bagi yang memerlukannya. 

Saya sungguh tidak mau pusing-pusing bertanya, mengapa harus daun bidara? Ini ada di dalam syariat Islam, dan saya mau mencobanya. Masalah apakah nantinya saya sembuh atau tidak, saya serahkan sepenuhnya kepada Allah Ta'ala. Karena Ia-lah yang menyembuhkan, apa pun bentuk ikhtiar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar